Dari Iran Hingga Rusia, Bantu Turki Atasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengerahkan semua front untuk memadamkan kebakaran yang menghanguskan kota-kota bagian selatan negara itu. Selama satu pekan terakhir pemadam kebakaran menggunakan pesawat dan helikopter, semua orang turut membantu memadamkan api.

Pesawat tanpa awak produksi dalam negeri juga turut dikerahkan untuk memadamkan api. Kepala Presidensi Industri Pertahanan Turki mengatakan drone Bayraktar TB2 dan Aksungur terlibat dalam upaya memadamkan kebakaran hutan.

"Pesawat tanpa awak Aksungur mendeteksi tiga menara karyawan dalam misi penerbangan kemarin, dan syukurlah, membantu mereka melarikan diri dari api," cicit Ismail Demir di Twitter seperti dikutip Daily Sabah, Rabu (4/8).

Drone kerap digunakan untuk memantau dan memadamkan kebakaran hutan. Pesawat tanpa awak biasanya dipakai untuk mendeteksi, menahan, dan memadamkan api. Saat ini Kementerian Pertanian dan Perhutanan Turki mengerahkan sembilan drone untuk memadamkan api di Manavgat dan Marmaris, dua kota yang mengalami kebakaran api parah.

Perangkat elektronik, lunak, eurodinamika, rancangan, dan subsistem utama drone Bayraktar sepenuhnya diproduksi Turki. Bayraktar adalah satu pesawat tanpa awak dengan sistem tercanggih di dunia di kelasnya.

Drone itu dapat terbang selama 24 jam dengan ketinggian 27.030 kaki dan membawa muatan hingga 150 kilogram dan dapat beroperasi siang maupun malam hari. Drone Bayraktar kerap digunakan Angkatan Bersenjata Turki dalam operasi-operasi kontra-teroris.

Drone Aksungur yang dikembangkan Industri Dirgantara Turki (TAI) adalah drone ketinggian menengah dan tahan lama. Drone itu dapat membawa muatan hingga 750 kilogram dan mampu terbang dalam operasi-operasi lama dengan ketinggian 40 ribu kaki. Baru-baru ini pesawat tanpa awak itu memecahkan rekor dengan terbang selama 49 jam.

Tahun ini Turki menggunakan drone teknologi tinggi yang dapat mencetak model tiga dimensi di lokasi bencana di barat laut negara itu. Drone kerap digunakan untuk memantau hutan untuk mencegah upaya sabotase dan potensi berbahaya lainnya, yang dapat memicu kebakaran.